Beragam fenomena langit terjadi setiap bulan. Pada 23 Mei 2024 misalnya, masyarakat bisa melihat fenomena Bulan yang memukau, yakni Bulan Bunga (Flower Moon). Fenomena ini juga menjadi penanda awal musim semi.
Selama fenomena ini, masyarakat dibuat terpukau dengan kecerahan Bulan. Ukurannya akan tampak lebih besar dari biasanya, sehingga tidak perlu teleskop atau teropong untuk mengamati keindahannya.
Perubahan kecerahan dan ukuran Bulan mungkin tidak akan signifikan, tetapi fenomena ini tetap memberikan pemandangan mengesankan. Seperti dikutip dari whatson.ae, para ahli menyebutkan Bulan akan terbit tinggi di langit, setelah Matahari terbenam. Posisi tertinggi ini bertahan hingga pukul 02.00 pagi keesokan hari.
Selama fenomena ini, posisi Bulan berlawanan dengan Bumi, sehingga akan diterangi Matahari sepenuhnya. Kemilau Bulan yang terlihat hampir sepanjang malam ini tentu menjadi pemandangan istimewa. Masyarakat pun dapat menikmati dan mengabadikan momen indah tersebut.
Bagi yang ingin mengamankan momen ini, masyarakat bisa mencari tempat tinggi untuk mendapatkan pemandangan terbaik. Naiklah ke tempat tinggi dan bebas dari penghalang, sehingga menghasilkan bidikan foto terbaik.
Mengapa disebut Bulan Bunga?
Ada alasan tersendiri fenomena ini disebut Bulan Bunga, yaitu penampakannya bertepatan dimulainya musim semi di banyak belahan dunia. Pada masa ini, bunga bermekaran dan juga terjadi Bulan Purnama.
Fenomena ini memiliki beberapa sebutan di negara berbeda. Ada yang menyebutnya Bulan Tanam, Bulan Susu, dan Bulan Kelinci.
Pemberian nama berdasarkan siklus musim merupakan praktik kuno dari tradisi penduduk asli Amerika. Masyarakat Suku Ojibwe menyebut fenomena ini Waawaaskone Glizis atau Bulan Bunga, karena bertepatan dengan bunga-bunga yang bermekaran di Amerika Utara.